Pada saat ini adanya ketergantungan terhadap pemberian produk kimia pada tanaman dan lahan perkebunan,dikarenakan produk kimia dianggap memberikan hasil yang lebih cepat pada tanaman. Namun dibalik efek yang memukau ternyata penggunaan produk kimia secara terus menerus dapat mengganggu kondisi tanaman dan lingkungan. Sehingga menyebabkan tanaman rentan terhadap penyakit dan hama.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal tanpa efek samping yang maka diperlukannya perawatan menggunakan bahan – bahan organik yang tidak memiliki efek samping yang merugikan dalam jangka panjang. Salah satu metode perawatan organik ialah dengan pemberian pupuk Jadam Microbial Solution (JMS).
Jadam Microbial Solution atau JMS merupakan larutan yang berisikan jutaan mikroorganisme yang dapat membantu proses penyuburan media tanam. Metode ini merupakan salah satu inovasi penyubur media tanam untuk pada bidang pertanian yang dikembangkan oleh komunitas jadam dari korea.
Kata “Jadam” sendiri merupakan singkatan dari jayonul damun saramdul yang berarti “orang yang seperti alam”. Hal ini dimaksud dengan memperhatikan dan mengembalikan kondisi mikroorganisme tanah yang telah dipakai agar tetap terbentuknya keseimbangan unsur hara di dalam tanah tersebut.
Dengan terbentuknya keseimbangan mikroorganisme pada media tanam yang digunakan diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Mikroorganisme tanah berfungsi menguraikan sisa-sisa organik yang telah mati untuk dikembalikan ke tanah dalam bentuk unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan seperti Nitrogen(N), Fosfor(P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Mangan (Mn), Carbon ( C). Sehingga apabila tercukupinya mikroorganisme tanah maka unsur hara yang di produksi pun dapat meningkat.
Pada proses pembuatan JSM dibutuhkannya serasah daun yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan, dikarenakan serasah daun menjadi bahan yang akan diurai mikroorganisme yang ada. Agar proses perbanyakan mikroorganisme berjalan lebih cepat maka dibutuhkan bahan yang mengandung karbohidrat seperti kentang, jagung, nasi, dan ubi rebus sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme tersebut.
Bahan yang tak kalah penting ialah garam yang digunakan sebagi pengganti molase untuk memicu aktivitas mikroba agar lebih aktif. dikarenakan molase yang bersifat asam sehingga dapat menurunkan pH untuk mendukung perbanyakan mikroorganisme.
Cara pembuatan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan JMS antara lain baskom, 2 buah kain bekas, botol wadah, tanah humus, kentang, jagung, garam, serasah daun atau serabut kelapa.
Pertama, air sumur atau air hujan diisikan pada baskom lalu diendapkan selama semalaman.
Selanjutnya, pada kain pertama dimasukan tanah humus dan serasah daun sedangkan pada kain kedua masukkan kentang dan jagung yang sudah direbus.
Kemudian, bahan – bahan seperti garam, air rebusan jagung dan kentang sera serasah dimasukan ke dalam baskom yang berisi air yang telah diendapkan.
Setelah itu, kedua kain yang berisikan tanah humus dan serasah serta kentang dan jagung rebus di remas – remas hingga tak bersisa, apabila terdapat sisa maka dapat dimasukan kedalam baskom kembali.
Setelah seluruh bahan tercampur maka, larutan tersebut dapat diendapkan kembali semalaman hingga berbuih. Pada saat pengendapan sebaiknya tidak diletakkan dibawah sinar matahari langsung agar mikroba di dalamnya tidak mati.
Cara pengaplikasian
Munculnya buih pada larutan JMS menandakan bahwa larutan tersebut sudah dapat digunakan karena buih menandakan adanya pertumbuhan mikroba di dalamnya. Sehingga setelah dibuat sebaiknya larutan JMS langsung diberikan ke tanaman, agar mikroba yang ada di dalamnya tidak mati lebih dulu
Untuk pengaplikasiannya dapat disiram langsung ke media tanam apabila media tanam tersebut belum ditanami tanaman. Proses ini sebaiknya dilakukan 2-4 kali sebelum penanaman agar memastikan mikroba yang diberikan tetap hidup dan berkembang.
Bagi media tanam yang sudah ditanami tumbuhan, tetap dapat diberikan larutan JMS asalkan dilakukannya pengenceran kedalam air sebelumnya dengan perbandingan 1 :10 hingga 1:100 yang dapat disesuaikan dengan ukuran tanaman.
Apabila larutan JMS sudah kehilangan buihnya maka menandakan mikroba di dalamnya sudah berkurang atau mungkin mati seluruhnya, pada kondisi ini maka larutan masih tetap dapat dijadikan POC dengan pencampuran 1:10 dengan air.
Berdasarkan hasil riset, pada tanah yang diberi larutan JMS mengandung mikroba 100x lebih banyak dibanding tanah tanpa larutan JMS. Selain dijadikan pupuk larutan ini dapat dijadikan pestisida untuk menghambat hama tanaman.
Untuk mempermudah pemupukan media tanam setelah pemakaian, agar nutrisi yang telah terpakai di dalam media tanam tersebut dapat kembali lagi. Maka Akang Teteh dapat menggunakan penyubur tanah dari planteria dikarenakan juga mengandung unsur – unsur yang sama yang terdapat dalam pupuk JMS. Selain itu juga bisa menambahkan beberapa jenis serum tanaman lainnya seperti pupuk aglonema , Serum Food Of Variegata atau pun pupuk tanaman buah dan sayur.
Find us on:
Instagram : Instagram.com/Planteria.id
Whatsapp : https://wa.me/6281297981606
Tiktok : https://www.tiktok.com/@planteria.id?lang=en
Tips Tanaman dan info produk:https://linktr.ee/orderplanteria
Shopee : https://shopee.co.id/bambangs09?page=1&sortBy=pop
Tokopedia : https://www.tokopedia.com/planteriaid
Web : https://www.planteria.id/